Jumat, 04 Mei 2012

Keberadaan Hadist di tengah peran ganda Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul

I
PENDAHULUAN

Kebesaran dan kejayaan sebuah peradaban tidak terlepas dari orang-orang yang terlibat pada masa itu, peradaban Yunani, Persia, Romawi berkembang karena keterlibatan pemikir yang terlibat pada masa itu. Begitu pula Islam sebagai agama yang mendorong pemeluknya untuk terus melakukan iqro’ menumbuhkan semangat keilmuan yang tinggi pada para pemeluknya, hal ini dibuktikan dengan bertambah maju dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang sempat membawa Islam pada puncauk keemasannya.
Sebutan kejayaan Islam membawa pikiran kita ke masa gemilang yang pernah digapai Islam, kejayaan ini kemudian membawa Islam sebagai pusat ilmu pengetahuan yang sekaligus sebagai pusat keagamaan. Pada masa inilah bermunculan ahli agama, bahasa, sejarah, kedokteran, kimia, dan filsafat. Kemunculan para ahli inilah.... kemudian merubah Islam yang awalnya hanya difahami sebagai sarana penghambaan diri kepada Tuhan menjadi motor penggerak peradaban yang kemudian menjadi pusat dan cikal bakal perkembangan ilmu pengetahuan bahkan hingga di saat modern saat ini.
Sejarah kejayaan Islam tersebut memaksa ummat Islam sedikit merenung dengan kondisi Islam saat ini yang sudah sangat jauh tertinggal dengan kemajuan yang dibawah atas nama Barat, walaupun kita menyadari bahwa perkembangan pengetahuan yang digapai saat ini tidak lepas dari sumber awal yang dirintis pemikir-pemikir terdahulu Islam. Realita ini kemudian mendasari penulis untuk kembali melihat kebelakang atau ke zaman keemasan Islam yang dipelopori tabi’u tabi’in. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas beberapa poin yang menjadi akar berkembangnya ilmu pengetahuan di zaman Tabi’u Tabi’in yang akan penulis rangkum dalam 3 pokok bahasan. Pertama, anti klimaks permasalahan dan pemecahan permasalahan keagamaan, kedua, lahirnya ulama-ulama besar dalam bodangnya, dan ketiga, puncak kejayaan pemikiran dan keilmuan Islam.


II
PEMBAHASAN

A. Anti Klimaks Permasalahan dan Pemecahan Masalah Keagamaan
Berkembangnya ilmu pengetahuan pada masa kejayaan Islam tidak terlepas dari peran dinasti Umayyah yang kemudian disempurnakan pada dinasti Abbasiyah. Pada masa Umayyah setelah permasalaha negara mulai stabil pemimpin-pemimpin Umayyah kemudian memfokuskan kekuasaan dan pemerintahannya pada pembangunan dalam bidang fisik, menata sistem pemerintahan, memperkuat kedudukan bangsa Arab diantara bangsa-bangsa lain yang dikuasai, memperlancar ekonomi perdagangan dan mengembangkan bidang kebudayaan.
Salah satu aspek dari kebudayaan adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, jika pada masa Nabi dan khulafaurrasyidin perhatian terpusat pada usaha memahami al-Qur’an dan hadist nabi untuk memperdalam pengajaran akidah, akhlak, ibadah, muamalah, dan kisah-kisahn al-Qur’an, maka perhatian sesudah itu, sesuai dengan kebutuhan zaman tertuju pada ilmu-ilmu yang diwariskan oleh bangsa-bangsa sebelum Islam .
Pada masa kejayaan Umayyah berbagai bidang keilmuan telah berkembang dengan pesatnya sehingga terjadi pembidangan ilmu pengetahuan sebagai berikut :
1. Ilmu pengetahuan bidang agama yaitu, segala ilmu yang bersumber dari Qur’an dan Hadist
2. Ilmu pengetahuan bidang sejarah yaitu segela ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat
3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, shorof dan lainnya.
4. Ilmu pengetahuan bidang filsafat, yaitu, segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing. Seperti, ilmu manthiq, kedokteran, kimia, astronomi, ilmu hitung, dan ilmu lain yang berhubungan dengan ilmu itu .
Perkembangan bidang keilmuan tersebut kemudian dikembangkan pada masa dinasti Abbasiyah, kekhalifahan Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun 750-1517 M/132-923 H. Diawali oleh khalifah Abu al-‘Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri khalifah al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517). Dengan rentang waktu yang sangat panjang sekitar 767 tahun. Kekhalifahan ini mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam.
Di era ini telah lahir ilmuan-ilmuan Islam dengan berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780 - 850) yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu Matematika, Algoritma (logaritma). Ada Ibnu Sina (980-1037) yang membuat termometer udara untuk mengukur suhu udara. Bahkan namanya terkenal di Barat dengan Avecena, pakar medis Islam legendaris dengan karya ilmiahnya Qanun yang menjadi referensi ilmu kedokteran para pelajar Barat. Tak ketinggalan al-Biruni (973-1084) yang melakukan pengamatan terhadap tanaman sehingga diperoleh kesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4, 5 atau 18 daun bunga dan tidak pernah 7 atau 9 .
Kekhalifahan Abbasiyah sebagai pemimpin yang cinta pengetahuan menjadikan program keilmuan sebagai prioritas dalam kepemimpinan yang puncaknya pada kepemimpinan khalifah Ja’far al-Mansur . Pada masa inilah ulama dan para ahli di berbagai bidangnya diterik dan ditempatkan di Baghdad sebagai pusat pemerintahannya, dari ulama dan ahli inilah yang menjadi motor tumbuhnya semangat untuk membukukan pengetahuan-pengetahuan yang mereka kembangkan mulai dari pembukuan ilmu agama, seperti fiqh, tafsri, tauhid, hadist, atau ilmu lain seperti ilmu bahasa dan ilmu sejarah .
Selain kecintaan khalifah atas pengetahuan yang tinggi, kejayaan-kejayaan yang diraihnya pun juga tidak lepas dari ragam permasalahan-permasalahan baru yang bermunculan dan belum ditemukan sebelumnya. Permasalahan-permasalahan tersebut selain muncul dari Islam itu sendiri juga karena benturan-benturan Islam dengan ragam budaya, sosial, kebiasaan/adat suatu wilayah yang telah ditaklukkan dan menjadi pemeluk Islam. Permasalahan-permasalahan tersebut pada akhirnya menjadi pendobrak tumbuhnya ilmuan-ilmuan Islam untuk menemukan jawaban dan pemecahan atas permasalahan yang berkembang tersebut.
Dalam permasalaha keagamaan ilmu Naqli (al-Qur’an dan hadist) atau ilmu yang berhubungan dengan agama Islam telah mengalami perkembangan pesat yang awalnya hanya sebagai pedoman keagamaan yang harus diikuti menjadi sebuah cabang kajian ilmu pengetahuan yang selanjutnya mempermudah memahami Islam. Beberapa cabang ilmu tersebut diantaranya :
1. Ilmu Tafsir
Al-Qur’an adalah sumber utama ummat Islam. Oleh karena itu segala perilaku ummat Islam harus berdasarkan kepadanya. Hanya saja tidak semua bangsa Arab dan non Arab bisa memahami arti yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian diperlukan penafsiran-penafsiran terhadap ayat al-Qur’an yang masih mengandung pemahaman yang tidak diketahui oleh semua orang. Penafsiran ini diawali oleh sahabat-sahabat nabi seperti Ibnu Abbas, Ibn Mas’ud, Ali bin abi Thalib, dan Ubay bin Ka’ab yang kemudian dilanjutkan oleh tabi’in sampai kepada tabi’in tabi’un hingga ke zaman modern saat ini.
2. Ilmu Hadist
Hadist adalah sumber kedua setelah al-Qur’an. Oleh karena kedudukannya tersebut ummat Islam selalu berusaha menjaga dan melestarikannya agar dapat sampai dan diamankan oleh generasi-generasi Islam yang akan datang.
3. Ilmu Kalam
Ilmu Kalam mulai berkembang seiring dengan munculnya berbagai masalah keagamaan yang lebih banyak diselesaikan dengan penggunaan akal. Oleh karenanya perkembangan ilmu ini dapat dilihat dari dua faktor
a. Untuk membela Islam dengan bersenjatakan filsafat seperti halnya musuh yang memakai senjata itu
b. Karena semua masalah termasuk masalah agama telah bergeser dari pola rasa kepada pola akal dan ilmu
4. Ilmu Tasawuf
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang memfokuskan pada ibadah dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt, meninggalkan kesenangan dan perhiasan dunia. Serta bersunyi diri untuk beribadah .
5. Ilmu Fiqh
Semakin pesatnya perkembangan Islam pada masa itu sejalan dengan munculnya berbagai persoalan keagamaan yang kemudian memunculkan aturan-aturan yang digali dari keilmuan Islam. Hal ini kemudian melahirkan ahli-ahli hukum (fuqaha) yang besar dalam sejarah Islam dengan kitab-kitab fiqhnya yang terkenal sampai sekarang. Berawal dari ilmu fiqh bermunculan berbagai pertentangan yang kemudian memunculkna ilmu ushul fiqh.
Dari cabang-cabang ilmu di atas dapat disimpulkan bahwa kemunculannya dilatarbelakangi oleh berbagai persoalan yang berkembang. Dengan demikian tidak sepatutnya ummat Islam bersedih dan bahkan melakukan anarki dengan beragam permasalahan yang muncul khususnya yang berusaha menjatuhkan Islam. Bahkan seharusnya ummat Islam bersenang diri karena dengan permasalahan-permasalahan itu ummat Islam semakin dewasa dalam menjalani kehidupan, selain itu permasalahan yeng berkembang tersebut secara tidak langsung akan menumbuhkan jiwa kreatif ummat Islam untuk kemudian menemukan wawasan baru yang lebih berkemajuan.

B. Lahirnya Ulama-ulama Besar Dalam Berbagai Bidang
Sebagaimana telah penulis ungkapkan di atas bahwa kemajuan sebua peradaban tidak lepas dari peran tokoh pemikirnya. Begitu pun dengan Islam, kejayaan yang pernah diraihnya adalah hasil pemikiran tokoh-tokoh yang kemudian melahirkan pemikir-pemikir Islam baru yang ahli dalam berbagai bidang keilmuan.
Dalam bidang agama kita melihat beberapa tokoh Islam yang memiliki peran sangat besar dalam keagamaan. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Ibn jarir at-Thabary, Ibn Athiyah al-Andalusi, As-Suda, Abu Bakar Asma, Abu Muslim Muhammad bin Nashr al-isfahany dalam ilmu tafsir. Selain para ahli di atas kita juga melihat ulama-ulama lain. Diantarannya:
1. Al-Qusyairy (w.465 H ) beliau alim dalam ilmu-ilmu figh, tafsir hadist, ushul, adab, terutama tasawuf. Kitab beliua yang terkenal adalah ar-Risalahul Qusyairiyah
2. Syahabuddin, yaitu Abu Hafas Umar bin Muhammad Syahabuddin Sahrowardy (w.632 H) beliau adalah ahli tasawuf. Kitab karangannya yang terkenal adalah Awariffu Ma’arif
3. Imam al-Ghazali, yaitu Muhammad bin Ahmad al-Ghazali. Lahir di Thus abad V H dan wafat 502 H. Beliau ahli dalam bidang fiqh yang bermazhab Syafi’i, ahli tasawuf dengan kitabnya Ihya Ulumuddin, beberapa kitab karangannya yang lain diantaranya al-Basith, Maqasidul Falsafah, al-Munqisu Minad Dholal, Bidayatul Hidayah, Jawahirul Qur’an. Dan beberapa karangannya yang lain
4. Sibaihi (w.153 H), Mu’az al-Harro (w.187 H), al-Kasai (w.190 H), Abu Usman al-Manziny (w.249 H). Mereka adalah para ahli dalam bidang bahasa
5. Imam Abu Hanifah, yaitu Nu’man bin Tsabit bin Zauthi. Dilahirkan di Kuffah tahun 80 H, beliau adalah ulama dalam hal Fiqh
6. Imam Malik, yaitu Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir, dilahirkan di Madina tahun 93 H. Beliau merupakan ahli hukum yang mempunyai pengetahuan sangar luas dalam hadist
7. Imam Syafi’i, yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’i, dilahirkan di Khaza propinsi Askalan. Belian termasuk salah satu murid imam Malik.
8. Imam Ahmad, yaitu Ahmad bin Hambal bin Hilal az-zahliy asy-Syaibani lahir 164 H., belian sefaham dengan imam Syafi’i dan termasuk ahli hadist yang banyak merawi hadist .
Tidak jauh berbeda dengan bidang Naqli atau agama dalam bidang Aqli Islam pun telah melahirkan banyak tokoh yang kompeten dalam berbagai bidang keahlian, beberapa diantara mereka adalah :
1. Dalam bidang Kedokteran. Beberapa tokoh yang terkenal diantaranya Ar-Razi dan Ibnu Sina.
a. Ar-Razi (865-925 H) beliau lebih terkenal di dunia Barat dengan sebutan Rozes. Sewaktu muda beliau telah berinteraksi dengan dunia kedokteran kimia yang selanjutnya mengantarkannya sebagai guru dokter medicine. Kitab-kitab karangannya tidak kurang dari 200 jilid yang kebanyakan berisi ilmu kedokteran. Salah satu karangan beliau yang termasyhur adalah “Campak can Cacar”, dan “al-Hawi” merupakan sari ilmu Yunani, Syiria, dan Arab. Selain itu, ar-Razi juga mengarang ilmu agama Islam, Filsafat, Matematika, Astronomi dan Ilmu Alam.
b. Ibnu Sina, yaitu Abu Ali Husain bin Abdullah bin Sina. Lahir di Afsyana 980 H. Dalam catatan sejarah yang ditulis salah seorang muridnya disebutkan bahwa sejak kecil Ibnu Sina telah banyak mempelajari ilmu pengetahuan yang ada di zamanya seperti Fisika, Matematika, Kedokteran, Hukum dan lain-lain, ketika berumur 17 tahun beliau sudah terkenal sebagai dokter. Bukunya yang terkenal dalam bidang kedokteran adalah al-Qanun fii al-Thib.
2. Dalam bidang Filsafat kita pun mengenal beberapa tokoh seperti
a. Al-Kindi, dikalangan kaum muslimin, orang yang pertama memberikan pengertian filsafat dan lapangannya adalah al-Kindi. Beliau adalah Abu Yusuf bin Ishak yang lebih terkenal dengan sebutan “Filosof Arab” berasal dari Kindah di Yaman, tetapi lahir di Kuffah (Iraq) 796 M.
b. Al-Farabi, ia adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Thankhan. Sebutan al-Farabi di ambil dari nama kota Farab tempat lahirnya tahun 257 H/870 M.
c. Ibnu Sina, selain dikenal sebagai bapak kedokteran juga sebagai ahli filsafat
d. Al-Ghazali, beliau muncul sekitar satu generasi dari Ibnu Sina, dalam sejarah filsafat Islam beliau dikenal sebagai orang yang pada mulanya syak terhadap segala-galanya.
e. Ibn Rusyd, di dunia Barat beliau lebih dikenal dengan sebutan Averoes, beliau dikatakan orang besar ilmu Filsafat. Beliau telah berhasil membangun Eropa dengan pikiran-pikiran Islam dan mengantarkan dunia Barat ke pintu gerbang Renaisance.
3. Dalam bidang optik. Dalam bidang ini yang terkenal adalah Abu Ali al-Hasan bin al-Haytan (965 M), orang Eropa menyebutnya Alhazem. Beliau adalah ilmuan Bashrah yang pindah ke Kairo menjadi pegawai pemerintahan khalifah al-Hakim dari bani Fathimiyah. Ia ahli dalam ilmu mata (optik), cahaya, dan warna. Bukunya yang terkenal adalah “Kitab al-Manazir”
4. Dalam bidang Astronomi. Kita mengenal
a. Al-Fazari, dalam ilmu Astronomi penulisannya dimulai sejak diterjemahkannya buku Shidanta dari bahasa India ke bahasa Arab oleh ar-Fazari di Baghdad tahun 771 M
b. Al-Farghani, beliau adalah Abu al-Abbas Ahmad al-Farghani (al-fraganus). Ia adalah pengawas pembangunan nilometer di Fusthat pada masa khalifah al-Mutawakkil. Karnyanya yang utama adalah al-Mudkhil ila ilmi hayai al-aflal.
c. Al-Battani (albategnius), ia berasal dari Harran, adalah seorang ahli perbandingan yang besar dan penyelidikan yang tekun. Salah satu tokoh yang banyak terinspirasi dari beliau adalah Copernicus.
d. Al-Biruni, beliau asli Persia, tinggal di Ghaznah afghanistan, ia adalah sarjana paling terkemuka dalam bidang ilmu pasti. Ia menguasai selain bahasa Arab, Sangkrit, Persia, juga bahasa-bahasa Hibrew, Syiria, dan Turki
Selain beberapa bidang keilmuan di atas masih terdapat beberapa bidang yang jauh telah lama dilahirkan oleh generasi-generasi pemikir Islam. Misalnya ilmu Hitung dengan tokohnya al-Khawarizmi dan Umar al-Kayyan, ilmu Kimia dengan Jabir bin Hayyan dan ar-Razi, ilmu Tarikh dan Geografi (ilmu bumi) dengan tokohnya al-Idrisy (110-1166) yang dilahirkan di Cuita.
Tokoh-tokoh yang penulis sebutkan secara singkat di atas menjadi pelopor kejayaan Islam pada zaman keemasannya. Mereka adalah generasi Tabi’u tabi’in yang memiliki semangat Iqro’ dalam menjalani kehidupan. Semangat ini kemudian melahirkan ribuan karya yang menjadi central peradaban yang kita rasakan saat ini.
C. Puncak Kejayaan Pemikiran dan Kejayaan Islam
Meluasnya kekuasaan Islam ke segala penjuru semakin menumbuhkan semangat untuk mengembangkan pengeratahuan. Perbauran antara keilmuan luar yang sudah berkembang dengan keilmuan Islam menambah wawasan keilmuan yang terus dikembangkan. Selain itu penyebaran ke beberapa wilayah menambah jumlah ummat Islam sehingga untuk meningkat pemahaman ummat para khalifah yang memerintah dari berbagai kekhalifahan seperti Abbasiyah, Fathimiyah, Ottoman dan Umayyah terus membangun dan mengembangkan berbagai lembaga pendidikan.
Semaraknya pembangunan lembaga pendidikan telah banyak melahirkan ilmuan-ilmuan Islam yang kaya karya-karya yang hingga saat ini masih dapat kita nikmati dan seraf ilmunya. Beberapa lembaga pendidikan tersebut antara lain .
1. Madrasah Nizamiyah, sekolah Islam pertama
Institusi pendidikan Islam yang ideal, yang lahir pada masa kejayaan Islam adalah institusi perguruan (madrasah) Nizamiyah. Perguruan ini didirikan oleh Nizam al-Malik, perdana mentri kesultanan Saljuk pada masa Malik Syah, pada tahun 1066/1067 M. Lembaga pendiddikan ini hanya wujud di kota Baghdad, sebagai ibu kota dan pusat pemerintahan Islam pada masa itu, kemudian, ia berkembang ke berbagai kota dan wilayah lain.
Diantaranya seperti pada kota Balkh, Nisabur, Isfahan, Basra, dan Tibrisan. Dan, kota-kota ini menjadi pusat menuntut ilmu pengetahuan dan menjadi terkenal di dunia Islam pada masa itu. Namun, keberadaan madrasah Nizamiyah ini hanya bertahan abad ke-14, sebelum kota Baghdad dihancurkan oleh tentara Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk pada tahun 1401 M.
2. Universitas al-Qarawiyyin. Obor renaisans dari kota Fez
Setelah Nimzimiyah, lembaga pendidikan tebilang yang sangat modern dan tertua di dunia adalah Universitas Al – Qawariyyin, di Frez, Maroko. Guiness Book of Record (lembaga rekord duina) mencatat bahwa institusi ini merupakan institut perguruan tinggi pertama di dunia yang memberikan gelaran sarjana. Pengiktirafan itu diberikan pada tahun 1998.
Menurut majalah time edisi 24 Oktober 1960, lembaga ini didirikan pada tahun 859 M. Dalam tulisannya, majalah time memberikan julukan pada Universitas ini sebagai Renaissance in Fez.
Pada awalnya, Universitas Al – Qawariyyin adalah sebuah tempat bagi komuniti Qawariyyin, masyarakat pendatang dari Airawan, Tunisia di kota Frez (Maroko). Komuniti di situ membuat diskusi – diskusi kecil di dalam masjid.
Setelah itu, fungsi masjid berubah menjadi tempat ibadah yang banyak halaqah – halaqah, yang diikuti oleh penduduk sekitar. Akhirnya, ia semakin berkembang menjadi lembaga pendidikan. Isi pembelajaran (halaqah) menjadi semakin meluas dan berkembang, baik dalam agama maupun umum.
Beragam bidang yang disajikan mampu menarik perhatian para pelajar dari berbagai belahan dunia.
Sejak itulah, aktivitas keilmuan di Masjid Al – Qawariyyin berubah menjadi kegiatan keilmuan bertaraf perguruan tinggi.
Institusi perguruan ini pernah melahirkan sejumlah tokoh muslim yang ternama. Diantaranya Abu Abullah Al – Sati, Abu Al – Abbas Al – Zwawi, Ibnu Rashid Al – Sabti, Ibnu Al – Haj Al – Fasi serta Abu Mazhab Al – Fasi yang memimpin generasinya di dalam mempelajari mazhab Maliki. Tidak heran, jika Universitas Al – Qawariyyin setelah itu menjadi institusi perguruan tinggi yang terbilang pada abad pertengahan.
Peradaban Barat juga turut berhutang kepada Universitas Al – Qawariyyin. Institusi ini telah berperan penting dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan di Barat pada abad ke – 15 M. Pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Sylvester II, turut menjadi saksi keunggulan Universitas Al – Qawariyyin. Sebelum ia menjadi paus ia menimba ilmu di perguruan tinggi ini.
3. Universitas al-Azhar. Institusi pendidikan Islam modern
Salah satu lembaga pendidikan tinggi yang terkenal agak modern adalah Unversitas Al – Azhar, Kairo, Mesir. Universitas ini menjadi institusi pendidikan pada akhir ke – 10 M oleh Jenderal Jauhar Al – Sigli, seorang panglima perang dari Daulah Bani Fatimiyyah pada 972 M, sebutan al – Azhar merujuk pada nama putri Rasulullah SAW, Fatimah az – Zahra.
Universitas ini baru dibuka pada bulan Ramadhan atau Oktober 975 M, Al – Azhar dikenal sebagai institusi yang menerapkan sistem pengajian modern. Dalam kurikulumnya terdapat berbagai subjek displin ilmu. Antara lain ilmu agama hukum Islam, tata bahasa Arab, filsafat dan logika. Kemudian, ia terus berkembang dan mulai mengajarkan ilmu pengetahuan modern dan sains.
Sejak pusat kebudayaan dan pengetahuan Islam di Baghdad dan Andalusia hancur setelah kemasukan bangsa Mongol, Universitas Al – Azhar menjadi satu – satunya tempat tujuan para sarjana di seluruh penjuru dunia yang ingin mempelajari Islam dan bahasa Arab. Untuk menampung peran tersebut, sejak awal keberadaannya lagi, Universitas ini telah di lengkapi dengan perpustakaan dan laboratorium
4. Universitas al-Mustansiriyah. Cahaya peradaban di akhir kejayaan Abbasiyah
Universitas al-Mustansiriyah merupakan salah satu lembaga penting di Irak. Nama Universitas tertua yang berdiri di kota Baghdad ini memang tidak terkenal seperti Al – Azhar di Kairo, Mesir atau Al – Qawariyyin di Fez, Maroko. Meskipun begitu, institusi yang didirikan oleh khalifah Al – Mustansir Billah (122 M – 124 M) ini turut memainkan peranan penting dalam sejarah peradaban Islam.
Institusi perguruan tinggi yang tetap dijadikan Universitas di era modern, tercatat sebagai perguruan tinggi pertama yang secara konsisten mengajarkan ilmu al – Quran, seni berpidato dan matematik. Universitas al-Mustansiriyah juga pernah mencatat dirinya sebagai perguruan tinggi perintis di Baghdad yang mampu menyatukan pengajaran berbagai ilmu dalam satu tempat.
Pada awal – awalnya, madrasah – madrasah di Baghdad kerap mengajarkan ilmu tertentu secara khusus. Namun, khalifah Al – Mustansir Billah telah menyatukan empat objek penting dalam masa itu ke dalam satu institusi perguruan tinggi. Keempat bidang studi itu, antara lain ilmu al – Quran, biografi Nabi Muhammad, ilmu kedokteran serta matematik. Bangunan Universitas ini setelah di renovasi oleh Sultan Abdul Aziz khalifah Turki Usmani, ketika kerajaan Islam yang berpusat di Turki itu menaungi Baghdad.
5. Universitas Sankore. Cahaya peradaban Islam di Afrika Barat
Meski tidak terlalu terkenal seperti universitas al-Azhar di Mesir dan Universitas Qarawiyyin di Maroko, pada era kejayaan Islam, universitas Sankore yang terletak di Timbuktu, Mali ini, telah menjadi obor peradaban dari Afrika Barat. Layaknya magnet, institusi pendidikan yang berdiri pada tahun 989 M ini mampu menarik minat para pelajar dari berbagai penjuru dunia Islam untuk menimba ilmu di universitas ini
Universitas sangkore diakui sebagai perguruan tinggi berkelas dunia. Karena, para lulusannya mampu menghasilkan produk berupa buku dan kitab yang berkualitas. Buktinya, baru-baru ini di Timbuktu, Mali, telah ditemukan lebih dari satu juta risalah. Selain itu, di kawasan Afrika Barat juga ditemukan tidak kurang dari 20 juta manuskrip.
Para era kejayaan Islam di Timbuktu, banyak sarjana berkulit hitam terbukti lebih pandai dibandingkan sarjana asal Arab. Sejarawan terkemuka, al-Hasan bin Muhammad al-Wazzan atau Leo Africanus dalam bukunya The Descriotion of Afrika (1526) , mengungkapkan perkembangan keilmuan di Timbuktu pada abad ke-16 M. Kisah kejayaan dan keberhasilan peradaban Islam di benua hitam Afrika yang ditulis Leo, dikatakan telah membuat masyarakat Eropa bangkit dari era kegelapan hingga mengalami renaisance.
Universitas ini lalu menjadi sangat terkenal dan disegani sebagai pusat pembelajaran yang terkemuka di dunia Islam pada masa pemerintahan Mansa Musa (1307 M-1332 M) dan dinasti Askia (1493 M-1591 M). Pada masa itulah Sankore menjadi tempat tumpuan para pelajar yang kehausan ilmu agama dan ilmu pengetahuan lainnya.

Bab III
PENUTUP
Dari penjelasan singkat di atas dapat di pahami bahwa Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin Islam tidak hanya membawa pengikutnya kepada pemahaman agama yang benar melainkan mampu membawa dunia ke puncak peradaban yang sangat maju. Pemikaran Islam telah membawa perubahan yang luar biasa bagi keberlangsungan kehidupan dunia.
Walaupun peradaban Islam yang pernah diraih hanya menyisahkan nostalgia atau lebih dikenal dengan romantisme sejarah namun karya – karya pemikir Islam mampu merubah dunia menjadi dunia modern, sebagaimana yang telah kita rasakan saat ini. Sadar tidak sadar peradaban yang didengung – dengungkan Barat saat ini adalah pengembangan ilmu yang pernah dikembangkan oleh pemikir Islam dengan istilah lain Islamlah yang membangun dasar keilmuan modern saat ini.
Hal tersebut dapat kita pelajari dari fakta sebagaimana yang telah penulis ungkapkan di atas mulai dari permasalahan dan pemecahan Islam telah mampu menjadi solusi berbagai macam permasalahan yang muncul dikalangan umat Islam. Latar belakang keberhasilan tersebut karena lahirnya berbagai ulama besar yang tidak hanya dalam ahli dalam kajian keagamaan. Tetapi juga dalam bidang yang sebelumnya sudah dikembangkan oleh peradaban – peradaban besar ataupun yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Ulama – ulama inilah yang menjadi tonggak dan mengantarkan Islam ke puncak kejayaannya.


DAFTAR PUSTAKA

Musyarifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik. Cet. Ke-2, Jakarta :Prenada Media, 2004
Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, Malang : Umm Press, 2004
http://bahrulfikri.wordpress.com/2009/08/17/sistem-pendidikan-di-era-khilafah-islam diakses Senin 22 Maret 2010
http://www.al-shia.org/html/id/books/001/01.html diakses Senin 22 Maret 2010
http://Serambi-ilmu.blogspot.com/2009/03/peradaban-islam-adalah-peradaban-ilmu.html diakases Senin 22 Maret 2010

Tidak ada komentar: