Jumat, 18 Mei 2012

Kecerdikan Abu Nawas


Abu nawas adalah seorang yang cerdik sekaligus lucu. Karena kelucuan dan kecerdikannya, ia sering kali dipanggil oleh khalifah Harun Al-Rasyid untuk melucu. Ia akan mendapat hadian jika mampu menghibur khalifah Harun Al-Rasyid.
Pada suatu pagi, Abu Nawas pergi ke pasar. Saat itu, pasar sedang dipenuhi oleh para pembeli dan penjual. Mereka ramai melakukan tawar menawar barang.
Di tengah keramaian tersebut, Abu Nawas berkata dengan lantang, “wahai saudara-saudaraku, sungguh aku membenci suatu kebenaran,
tetapi aku juga sungguh menyenangi fitnah.” Orang-orang yang ada di pasar tersebut terkejut mendengar perkataan Abu Nawas. Selama ini orang-orang mengenal Abu Nawas sebagai orang yang bertaqwa dan cerdas. Karena perkataanya, Abu Nawas ditangkap oleh tentara dan di bawah ke hadapan khalifah Harun Al-Rasyid. Meskipun demikian, Abu Nawas tampak gembira dan tidak sedikit pun tanpak rasa ketakutan.
Saat di depan khalifah Harun Al-Rasyid, Abu Nawas mengakui perbuatannya itu. Hal itu membuat khalifah Harun Al-Rasyid marah. Abu Nawas berkata, “wahai Amirul Mukminin, aku juga nyakin engkau membenci kebenaran.” Perkataan Abu Nawas itu semakin membuat Khalifah Harun marah.
Abu Nawas mulai menyadari keadaan yang semakin tegang. Untuk meredakan kemarahan khalifah Harun, Abu Nawas berkata, “Wahai Amirul Mukminin, janganlah marah. Sebagai seorang muslim aku membenci kebenaran. Kebenaran yang aku maksud adalah neraka dan kematian. Bukankah engkau juga membenci kematian dan neraka? !” mendengar penjelasannya, khalifah Harun tersenyum. Kemudian ia bertanya, “apakah maksudmu bahwa engkau menyenangi fitnah?” Abu Nawas menjawab, “dalam al-Qur’an disebutkan bahwa harta benda dan anak-anak kita adalah fitnah. Oleh karena itu aku menyenangi fitnah. Bukankah engkau juga menyenangi harta benda dan anak-anakmu, Wahai Amirul Mukminin?! Begitu juga denga diriku.” Sekali lagi khalifah Harun tersenyum mendengar jawaban Abu Nawas. Ia lega dan puas dengan jawaban Abu Nawas.
Khalifah Harun bertanya, “mengapa engkau mengatakan hal seperti itu di depan orang banyak?” sambil tersipu, Abu Nawas menjawab “agar aku ditangkap dan di bawah ke hadapanmu, wahai Amirul Mukminin. Setelah itu, aku akan memperoleh hadian darimu.” Jawaban itu membuat orang-orang yang hadir tertawa.
Setelah itu, Khalifah Harun Al-Rasyid memerintahkan pelayannya untuk mengambil uang dan memberikan kepada Abu Nawas. Abu Nawas pun bersyukur karena pada hari itu ia memperoleh rezeki.

Disaring dari : 366 Kisah Teladan Anak Muslim, hal. 202-203

Tidak ada komentar: